Saturday, April 11, 2009

kembali bercerita

Saya kembali.

Bercerita lagi tentang ini itu setelah lama menghilang. Entah kenapa beberapa minggu terakhir rasanya malas untuk mulai menulis. Selain karena sibuk tentunya. Punya dua anak yang battery nya nggak pernah kosong , suami ganteng dan sexy serta kembali melukis membuat energy saya habis... bis. Tidak sempat lagi menulis. Ah ya, tentu saja ditambah candu facebook yang meracuni hidup saya :P.

Berikut ini adalah beberapa hal nggak penting yang terjadi selama saya vacum bercerita;

Pertama, Leonz Leah tambah besar. Lebih ber-interaksi satu sama lain. Mereka mulai sadar sebagai kakak adik nggak afdol rasanya kalau nggak berantem. Permainan yang sedang jadi "hips" saat ini adalah "smack down" diiringi aksi senggol dan cubit sana sini. Setiap babak diselingi teriakan "mammmaa!", "daddyyy!", "yaya!", "no Eonzzz!" serta tentu saja tangisan bombay Leah. Di akhir permainan, kedua pihak saling peluk cium dan bermaaf-maafan.

Kedua, saya kira saya menopouse dini. Menunggu nunggu period yang nggak kunjung datang sejak hamil Leah. Selain merasakan "hot flush" belakangan saya lebih sensitif. Sempat menyumpah dan berharap suatu saat nanti yang bersangkutan ada di posisi saya sebal terhadap seorang teman. Atas komentarnya di situs "muka buku" saya. Dia bilang, anggap saja joke tentang autism seperti joke joke ringan lainnya sebab orang yang berjiwa besar adalah orang yang bisa menertawakan kekurangan dirinya sendiri.

Mungkin bapak itu benar. Tapi saya tidak cukup kuat untuk berjiwa besar dalam hal ini. Untuk bisa menertawakan diri sendiri saat menghadapi anak yang saya cinta tidak berkembang seperti anak anak lainnya. Saat harus menenangkan anak saya saat tantrum-nya datang. Saat anak saya menangis dan berteriak histeris tanpa sebab. Saat berusaha membuat anak saya mau menatap mata saya. Saat terus berusaha, menunggu dan masih menunggu suatu hari nanti anak saya berbicara.

Ketiga, ternyata saya salah tentang menopause. Setelah dua puluh enam bulan merasa innocent seperti anak yang belum akil balig tidak mengalami period, akhirnya empat hari lalu muncul juga. Pas sehari sebelum kita berangkat ke pantai ( thanks to tampoon, saya tetap bisa berbikini di masa period :P ).

Saya masih tetap menyusui. Karena itu menstruasi saya tertunda. Hot flush yang sempat saya rasakan belakangan ternyata dirasakan juga oleh seluruh penduduk Thailand. Suhu udara bulan Maret dan puncaknya April memang panas. Dan rasa sensitif saya tentang komentar teman tadi adalah wajar, sebagai ibu dari anak penyandang autism.

Keempat, saat menulis posting ini suami ganteng saya sedang nonton TV dengan resahnya. Resah karena ingin memakai komputer juga. Chanel TV mulai berganti ganti dalam jeda yang sangat singkat. Dari CNN pindah ke E Channel, lompat ke CCTV 9 kemudian DW-TV. Belakangan merambah ke channel dalam bahasa bahasa yang dia sendiri nggak ngerti. Ini pertanda saya udahan nge-blog dulu. Waktu saya di depan kompuer sudah habis untuk malam ini.

Ahh ya... yang terakhir, happy easter dan happy songkran bagi yang merayakan!!!

4 comments:

dewi_fajar said...

akhirnya ngeblog juga...hihihihi...

gimana kbrnya Leonz ganteng & Leah chubby??

Anonymous said...

Dia bilang, anggap saja joke tentang autism seperti joke joke ringan lainnya sebab orang yang berjiwa besar adalah orang yang bisa menertawakan kekurangan dirinya sendiri.


>> HAAA?? kur*ng ajar bener sih tu bapak?! ga bisa ngebedain mana becanda yang emang lucu dan mana yang gak pantes ye? aduh mbak, diremove aja deh punya temen kyk gt, hehehe... lho kok aku malah ngomporin? :D

Silly said...

Org kayak gitu mah mesti dihajar, eh diberi bengertian bahwa memiliki anak autistik itu tidak mudah. Mereka tidak tahu bangaimana ketika kita menangis menghadapi anak kita, namun masih dapat tersenyum dan mengucap syukur, karena merasa kehadiran mereka adalah berkat buat kita. Coba suruh dia jadi kita, belum tentu dia sanggup.

Anyway, loe peka juga yah sama kebutuhan suami. Ahhh, istri yang baik sekali kamu. Pantes dia kalo muji ngeledekin dulu baru bilang, "but I love you, anyway", hehehe :D

Anonymous said...

belum pernah sih merasakan gimana sulitnya punya anak autis...


regards,


Individual Wealth Management