Wednesday, June 25, 2008

oleh oleh buat eyang

Kapan terakhir kali kamu berbicara dengan nenek tercinta? Karena kadang terpikir, suatu hari nanti saya pasti akan menjadi tua. Anak anak saya akan tinggal mandiri, membangun keluarga sendiri. Sedangkan saya dan suami akan hanya tinggal berdua. Iya, kalau kita berdua sama sama berumur panjang. Tahu sendiri, life expectation laki laki lebih singkat daripada perempuan. Hmmm... saya nggak mau nantinya end up terlupakan oleh anak cucu di hari tua nanti.

Karena itu walau jauh, saya masih terkadang teteleponan ( thanks to skype hehe ) sama eyang putri. Eyang saya, berumur 70 something tinggal sendirian di rumahnya. Eyang kakung saya sudah meninggal lebih dari 10 tahun yang lalu.

( khusus untuk percakapan suara dari eyang saya, dibaca dengan logat Jawa medok )

+ : "Hallo Eyang!! Apa khabar? Ini aku"

- : "Hallo? Sapa ya? Kok suaranya ndak jelas..."

+: "Ini Chiko (panggilan sayang untuk saya) , Eyang lagi apa?"

-: "Ey, Chiko! Bener tho Chiko? Atau Adek ya? Adek suka nyaru-nyaru jadi Chiko. Aku kok bingung...!"

Hehehe... adik saya yang bersuara hampir mirip saya di telepon memang suka iseng.

+: "Nggak... bener kok. ini aku. Dari Bangkok lho!! "

-: "Kamu apa khabar? Gimana Leah... makin gendut aja nggak. Aduh, itu anak badannya kok kayak oma oma gitu. Leonz apa khabar? Seneng di skolahnya?Stefan juga apa khabar? Sehat khan semua..."

dan bla..bla.. bla..... yang tidak terlalu menarik untuk saya tulis. Sampai pada bagian ini (senyum-dikulum.mode-on).

- : "Chik,.. mbok ya aku dioleh-olehi kalo kamu pulang ke Jakarta"

+ : "Pasti dong. Eyang mau apa dari Bangkok?"

- : "Gini lho.. aku denger koq katanya orang Thailand cuantik dan guanteng... ya "

+ : "Iya... Eyang tau aja. Tapi nggak semua kok. Yang biasa biasa aja juga banyak. Kenapa emangnya, Yang?"

- : "Mbok ya aku di oleh-olehi cowoq Thailand. Tapi cari yang masih guanteng dan masih muda. Kalo wis tua, ndak mau aku. Nanti baru sebentar dipiara keburu mati. Rugi aku ...."

Halahhh... eyang saya pengen piara brondong :-P. Ada ada aja. Sabar ya Yang, nanti aku cari pesenannya.

Thai's brondong, anyone? ;-)

Monday, June 16, 2008

jeritan hati wanita muda

Hi all, postingan di bawah saya ambil dari rubik sejenis "Oooh Mama Ooooh Papa" dari sebuah majalah wanita terkemuka yang tidak bisa saya sebutkan namanya (... untuk menghindari tuntutan dikemudian hari.... hohoho). Mudah mudahan dapat mengambil hikmah-nya dari cerita ini.

jeritan hati wanita muda

Pembaca yang budiman, sebut saja saya El-Ha. Usia saya masih sangat sangat muda. Saya tinggal bersama kedua orang tua serta kakak laki laki saya di suatu kota besar di asia tenggara.

Saya lahir di tengah tengah keluarga yang bahagia. Baik orang tua dan kakak saya sangat memanjakan saya. Hampir tidak pernah mereka membentak dan memarahi saya, kecuali saat saya melakukan hal-hal tidak mereka suka seperti menarik kabel komputer, menggigit hak sepatu ibu saya, atau menyembur nyembur saat makan.

Pada dasarnya hidup saya bahagia, sampai suatu hari saat saya mulai keluar rumah. Pelecehan dan bentuk perbuatan lain yang tidak menyenangkan dari orang lain baik yang berupa kata kata maupun tindakan mulai saya terima.

Ibu selalu menggendong saya di depan. Menyenangkan tadinya, bisa melihat lihat banyak pemandangan sambil tersenyum menjual pesona pada banyak orang. Saya hanya mencoba untuk menjadi wanita yang ramah dan murah senyum, seperti adat istiadat di kota tempat saya tinggal saat ini.

Entah karena saya banyak tersenyum atau mungkin saya terlalu ramah dengan melambaikan tangan pada semua orang saya jumpai, perlakuan balasan yang saya terima sering tidak menyenangkan. Sering mereka datang, tanpa basa basi menjawil kaki dan tangan saya yang sexy, bahkan nggak jarang tiba tiba mereka langsung membelai pipi halus saya.

Hiihhhhh... saya bergidik. Bulu kuduk saya merinding. Mereka adalah orang yang tidak saya kenal. Saya tidak tahu, apa yang mereka lalukan sebelumnya dengan tangan tangan tersebut. Mungkin saja mereka baru dari toilet tanpa mencuci tangan, mungkin juga mereka membersihkan hidung dan kuping, atau bahkan mungkin mereka baru menggunakan tangannya untuk mencongkel makanan yang tersangkut di gigi-nya.

Dalam bentuk perkataan, ada saja kata kata yang dilontarkan yang jelas jelas menganggu saya sebagai seorang wanita. Coba, mana ada wanita yang mau dibilang ,"aduh,.. gendutnya!" dan kemudia dikuti oleh "beratnya berapa ya?". Atau "liat deh,... lucu perutnya kemana mana!" . Saya tahu, saya mungkin sedikit overweight, tapi bukan berarti perlu digembar gemborkan. Lagipula sebenarnya saya tidak terlalu gendut gendut amat kok,... pantat saya mungkin terlihat agak besar. Tapi itu karena diapers yang tebal setelah 10 jam lupa diganti oleh Ibu lho ( MTP aka manipulasi tebal pantat. Saat kuliah dulu, teman teman Ibu saya sering memakai bra dengan lapisan busa tebal aka MBT aka mapulasi besar toket. Kalau MTB... tau nggak? Manipulasi tinggi badan,.. yaitu pakai sepatu hak tinggi. sorry... oot deh jadinya )

Para pembaca, jadi bottom line dari curahan isi hati saya adalah :
  1. Tolong jangan toel toel saya. Saya tahu, saya memang sexy dan suka joged "toel-toel ahh.." nya tante Itjhe Trisnawati, tapi bukan berarti saya suka di toel toel.
  2. Setiap kali saya tersenyum dan melambai, bukan berarti saya mengundang untuk di toel. Haduhh.... saya nggak enak kalau dikira mengumbar nafsu me-noel, nanti saya bisa dicekal tidak diterima pulang ke Indonesia tercinta.
  3. Please, jangan mengomentari saya dengan hal hal yang sudah jelas dan nggak penting. Seperti tidak ada bahan pembicaraan saja. Contohnya: "ey.. gigi-nya ada dua 2", sambil berusaha mencubit hidung saya,.. arghhhhhh!!
  4. Pertanyataan tentang apa jenis kelamin saya masih bisa dimaklumi. Walaupun saya memakai anting dan blouse kembang kembang, banyak orang masih belum jelas. Mungkin karena kita tinggal di negara yang bila orang memakai anting, baju wanita lengkap dengan make up-nya, bahkan berdada adalah belum tentu berjenis kelamin wanita hehe.
  5. Satu lagi ... saat saya tertidur di gendongan depan Ibu saya tidak perlu di teriaki "woii.. she's sleeping!!". Itu mengganggu. Pertama, saya jadi terbangun. Kedua, ibu saya juga tahu bila saya tertidur.
Demikian para pembaca yang budiman, jeritan hati saya. Jeritan yang melebihi suara jeritan Ibu saya tadi pagi saat menangkap basah saya yag mencoba mencongkel colokan kabel komputer dengan jari jari kreatif saya.

Mudah mudahan para pembaca dapat mengambil hikmah-nya.

El-Ha, di bkk.

ps : saya bingung, penyanyi "toel..toel.. ah... sukanya toel-toel..ah" adalah tante Itjhe Trisnawati atau neneng Fetti Vera, ya? tolong dong.. masukannya.

up date, terakhir :
setelah negosiasi yang cukup alot dengat El-Ha, akhirnya beliau mau membuka jati diri dengan menampilkan foto diri serta usia yang sebenarnya. Foto tersebut diambil dalam mobil , perjalanan pulang ke rumah.


El-Ha , 7 bulan - 3 minggu

Monday, June 9, 2008

six years after



June, 13th 2002 ...
I was young, gorgeous and slim,
tied my self to be together with him,
to share our love and life forever...


and now, six years after...
Here we are still together,
with two additional cutie monsters,
and abundant of love growing everyday!





Saturday, June 7, 2008

menyusui, orgasme dan puup

Saya sangat menikmati saat menyusui. Menikmati mendekap tubuh montok baby Leah di dada saya, menikmati memandangi mata cantiknya yang perlahan tertutup dan terlelap tidur, menikmati bau wangi keringat bayi-nya yang tercampur aroma minyak telon dan menikmati irama mulutnya menghisap dada saya. Rasanya seperti orgasme, relax dan lega.

Bayangkan, dada yang penuh terasa berat tidak nyaman. Perlahan lahan menyakitkan bila tidak dikeluarkan ( saya pernah mengalami breast infection/mastitis, akibat produksi susu yang terlalu banyak dan tidak dikeluarkan. Rasanya huaaaaaaaaa... demam-meriang-panas dingin-plus payudara yang saakiiittttt), rasanya sangat sangat lega dan nikmat saat mulai disusui. Persis orgasme.

Kenikmatan dan kelegaan yang sama dengan puup. Setiap hari saya (dan juga semua orang di dunia) alami. Hari pertama tanpa puup masih bisa ditoleransi. Hari kedua dan ketiga, mulai dilakukan usaha secara natural, makan cabe banyak banyak dan buah buah-an yang merangsang puup. Tetap tidak berhasil, terpaksa dulcolax bertidak.

Sejak jadi ibu, saya punya kegemaran baru yaitu memantau jadwal puup anak anak. Saya ikut merasa lega setelah anak anak saya puup :-P .

Mari berhitung berapa banyak rasa seperti orgasme yang saya dapat setiap hari , menyusui Leah paling tidak 5 kali sehari, puup saya-Leonz-Leah, plus orgasme sebenarnya ;-). Wohooo, saya adalah wanita yang beruntung !


Wednesday, June 4, 2008

anak pertama vs anak kedua

Banyak orang bilang cara orang tua memperlakukan anak pertama dan kedua berbeda. Tadinya saya nggak percaya. Sampai akhirnya mengalami sendiri dan baru ngeh bedanya.

Dari sejak masa kehamilan. Saat hamil Leonz, saya rajin minum segala jenis supplement ibu hamil plus susu sehari dua kali, banyak banyak istirahat dan dengar musik klasik yang katanya bagus untuk perkembangan otak anak. Hamil Leah, walaah boro-boro. Yang ada saya super sibuk secara fisik.

Perlengkapan bayi untuk Leonz melebihi apa yang dibutuhkan. Akhirnya banyak baju yang belum sempat dipakai sudah kekecilan. Bahkan saya membeli barang barang yang sebenarnya nggak dibutuhkan, seperti gurita bayi contohnya. Belajar pengalaman, untuk bayi Leah saya membeli hanya barang yang dibutuhkan. Lebih hemat juga tentunya.

Diaper bag Leonz adalah satu tas besar hampir seukuran travelling bag untuk berpergian selama 3 hari dengan segala perlengkapan lenong didalamnya. Dengan Leah lumayan handy. Cukup plastik zipper yang isinya 2 pampers bersih, tissu basah paket kecil dan 2 kaos ganti. Saya bisa gaya dengan handbag biasa.

Tiada hari tanpa kamera. Semua gerak gerik tingkah lakunya saya abadikan dalam gambar. Pertama kali senyum, mandi, pertama kali makan, tumbuh gigi, bahkan ngeden saat pup nggak luput dari kamera. Saya suka senyum senyum sendiri membaca blog para first time moms. Dengan Leah, uummm nggak terlalu sering.

Umur 3 minggu, Leonz sudah join baby playgroup. Selanjutnya ikut Tumble toots bahkan dancing class khusus untuk toddler. Hampir setiap hari, saya usahakan untuk playdate dengan teman temannya yang seumuran. Sedangkan Leah, mulai ikut babyplaygroup umur 2 bulan. Nggak terpikir untuk ikut Baby Gym, dan sejenisnya. Playdate dengan sesama baby saya usahakan sekali setiap minggunya.

Saat Leonz dulu, saya bisa full memberi perhatian hanya untuk dia. Sekarang, saya harus pintar pintar membagi waktu antara Leonz dan Leah tanpa ada yang merasa tersisihkan. Dan ternyata nggak gampang lho.

Walaupun berbeda cara memperlakukan anak pertama dan kedua, cinta saya untuk mereka berdua adalah sama. Satu lagi yang pasti, energi cinta saya saat ini hanya cukup dibagi untuk dua anak lucu dan satu suami ganteng. Salut dengan para ibu ibu jaman dulu yang punya anak banyak.