Sudah pernah tersangkut masalah imigrasi? Saya baru mengalami dan sempat dibuat panik. Terjadi saat pulang liburan dari Bali kemarin, saat tiba di loket pemeriksaan imigrasi bandara Bangkok.
Pengalaman teman teman saya, anak mereka yang lahir di Thailand tidak membutuhkan visa tinggal di Thailand. Cukup memperlihatkan akte kelahiran setiap keluar masuk Thailand. Tapi mungkin dasar sedang dalam rangka hari apes, kenyataan yang saya alami beda.
+ : "Baby no visa. Baby only stay 1 month", kata bapak imigrasi sambil tersenyum manis.
- : "But our baby was born in Thailand. She doesn't need visa. This is her birth certifate", kata saya yakin. Sementara suami saya mulai pasang wajah kuatir.
+ : "Hmm.. let me see", terus senyum tapi muka nggak yakin. "Hmm.. I will asking supervisor", sambil mengutus koleganya pergi bersama paspor dan akte kelahiran Leah
saya dan suami menunggu dengan (terpaksa) sabar dan deg deg-an sementara Leah dan Leonz mulai melancarkan aksi demo sampai 10 menit berikutnya, ketika si kolega kembali.....
+ : "No, baby stay one month only!", jawab pak imigrasi dengan senyuman yang tambah lebar sambil dengan mantapnya memberi stempel di pasport Leah -- stay until 18th August!
- : "Are you sure? All my friends babies never have a problem entering and exit Thailand because they were born here ", saya mulai keukeuh surekeuh ala ibu ibu
+ : " Hummm I don't know. You go Immigration office at Sathorn and you can ask", masih dengan senyum lebar.
Duh, mau marah rasanya. Untung si bapak immigrasi cukup sabar dan obral senyum. Sekarang kita yang lumayan bingung. Tau sendiri negara asia yang hukum-nya agak agak kabur (nggak jelas). Kalau di negara sendiri masih gampanglah, secara saya mantan orang hukum(an) hohoho. Tinggal cari hukum tertulisnya dan taati. Lah disini, baca tulisannya aja susah nggak bisa gitu kok :-( .
Akhirnya saya dan suami mulai mengatur segala kemungkinan langkah selanjutnya :
Alternatif no.1 saya dan Leah pulang ke Jakarta, apply non immigrant visa dari Kedutaan Thailand di Jakarta. Tadinya saya suka ide ini bisa pulkam dan makan enak, tapi.. haduuh rasanya berat ninggalin mas mas berdua :-P. Lagipula jadwal syuting dan pemotretan saya penuh sampai tanggal 18 nanti hohohoho.....
Alternatif no.2 Leah pulang ke Jakarta sendirian (dengan pesawat tentunya, duduk sendiri dikalungi empeng dan name tag "Leah Willimann from Bangkok") dijemput Oma Opa di bandara dan apply non immigrant visa dari Kedutaan Thailand di Jakarta.
Kedua alternatif cukup ok, tapi secara ekonomis nggak ok. harga tiket Thai Airways naik hampir 70%. Kemudian terbersit kemungkinan selanjutnya yang secara nilai ekonomi lebih murah :
Alternatif no. 3 mengirim Leah sendirian (teteup dengan empeng dan name tag identitas diri di leher plus zippi cup in case kalau haus) bersama rombongan pencari visa instant ke Laos atau Cambodia dengan van atau truck bak terbuka (biar tambah murah) dan masuk lagi ke Thailand dengan visa tourist untuk satu bulan berikutnya.
Humm... alternatif no.3 mungkin lebih murah. Tapi nggak memecahkan masalah. Teteup nggak bisa tinggal lama. Setiap bulan harus keluar dari Thailand.
Akhirnya, dari browsing di internet (walaupun sebelumnya telah tanya sana sini, termasuk pada pihak yang berwenang dan kita nggak dapat jawaban yang pasti. Lucu deh... kok ada peraturan tanpa kepastian gini) kita baru tahu ternyata "anak berkewarganegaraan asing akan dikenakan denda overstay setelah mereka berumur 7 tahun". Artinya, Leah nggak bakal dikenakan denda walaupun dia overstay sampai 6 tahun ke depan.
Dari situ terpikir alternatif berikut ini :
no. 4 yaitu cuek bebek tinggal overstay di Thailand toh dia tidak akan dikenakan biaya overstay ini dan baru mengurus non immigrant visa saat ada waktu nanti. Efektif secara waktu dan ekonomi, tapi lumayan beresiko (takut Leah terjaring razia dan tiba tiba harus dideportasi...huaaaaa).
no. 5 yaitu penerapan dari alternatif no.4 didukung strategi baru yaitu penyamaran untuk menghindari razia (tuh khan, baru ingat. Saat melewati loket immigrasi bandara Thailand kita semua harus difoto). Jadi, saat bersama Leah setiap melihat petugas imigrasi saya akan mengadakan aksi tutup mulut agar tidak ketahuan bila saya adalah orang asing. Untuk sementara waktu nama Leah diganti menjadi Pui agar terdengar lebih Thai ... hehehe :-P, mengubah warna dan tatanan rambut Leah jadi hitam kriwil kriwil hair extention, kumis dan kacamata item.... perlu nggak?
Hmmm.. puup! Sampai sekarang sebenarnya kita masih bingung dan belum dapat jalan keluarnya. Ada yang pernah punya masalah sama di Thailand?! Sharing dong....
lastest up date :
- ada yang baru kasih masukan (masih kita cari kebenarannya :P) Leah nggak perlu keluar Thailand untuk apply non immigrant visa. "Yayy!!!" ... kalau memang bener lho dan "puup!!" kalo ternyata nggak bener.
- Le... ups maksud saya Pui baru berumur 9 bulan dan sudah bisa jalan, yayyy!!! Cukup suprise juga kita. Lucu deh, seperti boneka kecil di batterey-in... jalan mondar mandir keliling apartemen :-)
Pengalaman teman teman saya, anak mereka yang lahir di Thailand tidak membutuhkan visa tinggal di Thailand. Cukup memperlihatkan akte kelahiran setiap keluar masuk Thailand. Tapi mungkin dasar sedang dalam rangka hari apes, kenyataan yang saya alami beda.
+ : "Baby no visa. Baby only stay 1 month", kata bapak imigrasi sambil tersenyum manis.
- : "But our baby was born in Thailand. She doesn't need visa. This is her birth certifate", kata saya yakin. Sementara suami saya mulai pasang wajah kuatir.
+ : "Hmm.. let me see", terus senyum tapi muka nggak yakin. "Hmm.. I will asking supervisor", sambil mengutus koleganya pergi bersama paspor dan akte kelahiran Leah
saya dan suami menunggu dengan (terpaksa) sabar dan deg deg-an sementara Leah dan Leonz mulai melancarkan aksi demo sampai 10 menit berikutnya, ketika si kolega kembali.....
+ : "No, baby stay one month only!", jawab pak imigrasi dengan senyuman yang tambah lebar sambil dengan mantapnya memberi stempel di pasport Leah -- stay until 18th August!
- : "Are you sure? All my friends babies never have a problem entering and exit Thailand because they were born here ", saya mulai keukeuh surekeuh ala ibu ibu
+ : " Hummm I don't know. You go Immigration office at Sathorn and you can ask", masih dengan senyum lebar.
Duh, mau marah rasanya. Untung si bapak immigrasi cukup sabar dan obral senyum. Sekarang kita yang lumayan bingung. Tau sendiri negara asia yang hukum-nya agak agak kabur (nggak jelas). Kalau di negara sendiri masih gampanglah, secara saya mantan orang hukum(an) hohoho. Tinggal cari hukum tertulisnya dan taati. Lah disini, baca tulisannya aja susah nggak bisa gitu kok :-( .
Akhirnya saya dan suami mulai mengatur segala kemungkinan langkah selanjutnya :
Alternatif no.1 saya dan Leah pulang ke Jakarta, apply non immigrant visa dari Kedutaan Thailand di Jakarta. Tadinya saya suka ide ini bisa pulkam dan makan enak, tapi.. haduuh rasanya berat ninggalin mas mas berdua :-P. Lagipula jadwal syuting dan pemotretan saya penuh sampai tanggal 18 nanti hohohoho.....
Alternatif no.2 Leah pulang ke Jakarta sendirian (dengan pesawat tentunya, duduk sendiri dikalungi empeng dan name tag "Leah Willimann from Bangkok") dijemput Oma Opa di bandara dan apply non immigrant visa dari Kedutaan Thailand di Jakarta.
Kedua alternatif cukup ok, tapi secara ekonomis nggak ok. harga tiket Thai Airways naik hampir 70%. Kemudian terbersit kemungkinan selanjutnya yang secara nilai ekonomi lebih murah :
Alternatif no. 3 mengirim Leah sendirian (teteup dengan empeng dan name tag identitas diri di leher plus zippi cup in case kalau haus) bersama rombongan pencari visa instant ke Laos atau Cambodia dengan van atau truck bak terbuka (biar tambah murah) dan masuk lagi ke Thailand dengan visa tourist untuk satu bulan berikutnya.
Humm... alternatif no.3 mungkin lebih murah. Tapi nggak memecahkan masalah. Teteup nggak bisa tinggal lama. Setiap bulan harus keluar dari Thailand.
Akhirnya, dari browsing di internet (walaupun sebelumnya telah tanya sana sini, termasuk pada pihak yang berwenang dan kita nggak dapat jawaban yang pasti. Lucu deh... kok ada peraturan tanpa kepastian gini) kita baru tahu ternyata "anak berkewarganegaraan asing akan dikenakan denda overstay setelah mereka berumur 7 tahun". Artinya, Leah nggak bakal dikenakan denda walaupun dia overstay sampai 6 tahun ke depan.
Dari situ terpikir alternatif berikut ini :
no. 4 yaitu cuek bebek tinggal overstay di Thailand toh dia tidak akan dikenakan biaya overstay ini dan baru mengurus non immigrant visa saat ada waktu nanti. Efektif secara waktu dan ekonomi, tapi lumayan beresiko (takut Leah terjaring razia dan tiba tiba harus dideportasi...huaaaaa).
no. 5 yaitu penerapan dari alternatif no.4 didukung strategi baru yaitu penyamaran untuk menghindari razia (tuh khan, baru ingat. Saat melewati loket immigrasi bandara Thailand kita semua harus difoto). Jadi, saat bersama Leah setiap melihat petugas imigrasi saya akan mengadakan aksi tutup mulut agar tidak ketahuan bila saya adalah orang asing. Untuk sementara waktu nama Leah diganti menjadi Pui agar terdengar lebih Thai ... hehehe :-P, mengubah warna dan tatanan rambut Leah jadi hitam kriwil kriwil hair extention, kumis dan kacamata item.... perlu nggak?
Hmmm.. puup! Sampai sekarang sebenarnya kita masih bingung dan belum dapat jalan keluarnya. Ada yang pernah punya masalah sama di Thailand?! Sharing dong....
lastest up date :
- ada yang baru kasih masukan (masih kita cari kebenarannya :P) Leah nggak perlu keluar Thailand untuk apply non immigrant visa. "Yayy!!!" ... kalau memang bener lho dan "puup!!" kalo ternyata nggak bener.
- Le... ups maksud saya Pui baru berumur 9 bulan dan sudah bisa jalan, yayyy!!! Cukup suprise juga kita. Lucu deh, seperti boneka kecil di batterey-in... jalan mondar mandir keliling apartemen :-)
4 comments:
aduh jangan sampe lah ngalamin problem irigasi ups imigrasi hahahahaha ribet urusannya males....
@ Novie : hehehe.. problem irigasi tlah teratasi. besok kita mau ke kantor imigrasi ngurus visa... hahhh lega Leah tak terdeportasi :-)
wuih, nafas panjang penuh kemenangan. Akhirnya pake cara yang mana nih jeng ?
@ ary : huihh iya akhirnya!! ternyata bisa apply dari sini bu. nggak usah kluar Thailand dulu, yay!!
tapi gitu deh, kita bolak balik kantor imigrasi. mereka mau liat yang bersangkutan secara langsung. Leahnya sih seneng seneng aja..hehe
Post a Comment