Hai semua, saya kembali! Dua malam di Jakarta ternyata melelahkan. Baru terasa sekarang capeknya. Tapi, walau lelah saya senang. Senang ketemu orang tua, bisa sowan ke Eyang Putri saya sambil membawa hasil produksi terbaru joint venture kami (baca: Leah), berbelanja sedikit dan dibelanjakan banyak (*nggak-mau*rugi*dotkom* , makasih Ma!), serta puas puas makan makanan nggak sehat dan berkolestrol tinggi.
Ada senang ada sebal. Saya sebal melihat orang yang semakin
nggak toleransi dan sopan santun, cuek tidak memberi bantuan saat saya yang sedang menggendong Leah, mengangkat koper sebesar gaban ke conveyer x-ray di airport Soekarno Hatta. Sebal melihat orang orang nggak ramah senyum. Sebal ketika harus membayar airport tax 200.000 untuk saya dan Leah, tapi terpaksa harus menahan napas dalam dalam dan pipis berdiri (iya, saya nggak mau duduk di kloset yang basah-bau-lumutan-warna coklat mungkin bekas puup yang tertinggal. Untuk yang berminat, bisa belajar
disini tentang bagaimana caranya pipis berdiri). Gila, baru sadar ternyata toilet di airport kita busuk banget. Sempet bingung, ini toilet di internasional airport atau WC umum di pasar induk.
Untung saya bersama Leah. Melihat tingkahnya yang lucu dan sedikit memalukan (Leah sepertinya kangen banget dengan daddy-nya. Akibatnya dia selalu menggoda semua pria bule dengan kerlingan nakal, toel-an serta menghibur mereka dengan tarian perut cubby. Saya, cuman bisa mengurut dada sambil berulang ulang menjelaskan, "I am not her mommy. I am still single,.... she is my niece and she miss her daddy!") membuat saya sedikit melupakan segala kesebalan.
Begitu sampai di Bangkok, senang rasanya. Tidak perlu antri di bagian imigrasi dan dibantu tanpa diminta saat akan mengangkat koper dari conveyor belt. Ahhhh... home sweet home!!