Wednesday, January 26, 2011

puup happens!

Disclaimer: Satu, postingan jorok jangan dibaca saat makan ;-). Dua, pasangan yang belum memiliki anak tidak disarankan untuk membaca. Takut akan merubah niat mereka untuk punya anak.

Potty training aka melatih anak untuk dapat mandiri puup dan pee di kamar mandi ternyata nggak gampang. Baik untuk anak neurologically typical aka biasa seperti Leah maupun untuk anak dengan kebutuhan khusus seperti Leonz, anak ganteng saya yang penyandang ASD.

Leah (3 tahun ) anak centil saya ,belum seratus persen lulus potty training. Sudah bebas pampers di siang hari tapi masih di malam hari.

Potty training pada Leonz adalah proses panjang yang nggak gampang dan cukup menantang . Dimulai saat Leonz berumur tiga tahun. Umur lima tahun setengah baru Leonz bisa nggak pakai pampers dan ngerti ke toilet hanya pada siang hari. Setahun kemudian aka baru beberapa bulan belakangan ini, akhirnya Leonz betul betul bebas pampers siang dan malam, YAY untuk petugas laundry dan staff house keeping di tempat kami tinggal !!!

Saya nggak akan bercerita apa metode yang dipakai untuk potty trainning anak , baik yang NT maupun special needs. Karena saya males nulisnya akan membosankan. Tapi saya akan membagi beberapa tips yang sangat diperlukan selama potty trainning, yaitu :

1. Tahan malu
Perlu banget. Malah jadi list yang pertama. Karena anak kecil tempus dan locus delicti tempat dan waktu puup/pee bisa kapan saja dan dimana saja. Satu contoh, "puup happened" yang terburuk yang pernah saya alami.

Leonz puup di indoor playground salah satu mall besar saat masih tinggal di Bangkok. Sempat pada heboh bahkan tempat tersebut perlu ditutup sementara. Gimana nggak, anak ganteng saya dengan kreatifnya menyebarkan puup ke semua bola bola di mandi bola, panjat panjatan, dan perosotan. Bahkan anak anak lain yang sedang menggunakan fasilitan bermain juga kebagian "rejeki" dari Leonz.

Saya harus bermuka tebal. Minta maaf kepada para staff playground (hey... sebenernya itu playground tertutup. Mereka yang bertugas disana seharusnya bisa mencegah hal tersebut terjadi. Karena orang tua dilarang ikut masuk ke dalam playground) dan para orang tua lain yang anaknya "terkontaminasi" sehingga terpaksa harus membeli baju ganti dadakan.

2. Sabar
Terkandang potty trainning bisa berlangsung untuk jangka waktu cukup lama. Butuh kesabaran ekstra, nggak jemu jemu mengingatkan si anak berulang ulang walau belum tentu didengar dan dilaksanakan oleh si anak. Perintah yang kita beri dan pelaksanaannya berbeda.

Seperti saya dan Leah, percakapan dan kejadian yang sama selama satu bulan pertama proses potty training.

Saya : Leah, remember. You are the big girl. You not wearing pamper anymore. So please go to the toilet when you want to pee and puup.
Leah : Ok mommy. I love you!
Result = made my honey happy pee on the sofa atau karpet dan puup di belakang korden atau dalam lemari baju saya

Bulan berikutnya

Saya : Leah pleaseeee always remember. Pee on the toi....
Leah : ...let!
Saya : Puup on the toi....
Leah :...let! I know mommy.. I know!!
Result = pipis di toilet walau (kebanyakan) selalu lupa melepaskan celana. Puup tetap di belakang korden.

Saat kesabaran mulai menipis, jangan pernah lupa kalau suatu saat nanti pasti akan bisa. Toh saya belum pernah lihat anak umur 10 tahun lari larian pake pampers..hehehe.

3. Selalu bawa cadangan
Jangan pernah lupa bawa peralatan anti bau dan cadangan saat berpergian dengan si anak. Tissue basah berbau super wangi, baju ganti untuk si kecil dan si imut orang tua, tas kresek plastik untuk membungkus, sabun cair, handuk kecil.

4. Usahakan hanya berpergian ke tempat yang memiliki toilet dan bersih
Saat dengan Leonz, saya masih agak santai incase toilet kotor, no problemmo. Anak laki laki ini saya pikir. Pipisnya berdiri. Dan Leonz sejak mengikuti diet yang benar, ritme puup Leonz adalah setiap pagi, di rumah.

Tapi berbeda dengan Leah. Anak perempuan, pipisnya duduk. Saya jengah sendiri kalau Leah harus duduk di toilet basah dan bau. Apalagi Leah punya kecenderungan untuk puup saat tidak berada di rumah :-(. Males banget deh.

Itu juga yang jadi alasan kenapa skarang kita mengikuti trend gaya hidup warga Jakarta. Berkunjung hanya di mall mall besar dan wangi saat weekend ;-)

5. Pampers dan botol kosong untuk keadaan darurat
Panggilan puup and pee bisa datang kapan saja. Termasuk pada saat kemacetan berlangsung. Toilet di pompa bensin pinggir jalan tidak terjamin kebersihannya.

Maka saatnya para ibu kembali ke cara tradisional. Selalu sedia pampers untuk anak wanita atau botol kosong untuk laki laki di mobil anda .

6. Privacy
Beri mereka privacy. Nggak enak rasanya ditonton saat ngeden. Anak kecil biasanya mencari privacy dengan cara yang berbeda beda. Di bawah salah satu contohnya.




Ayo gantian cerita, the nastiest "puup happened" on you!




2 comments:

dewi_fajar said...

leah sama ky atha...hobi banget pup klo lg ngemol/makan (di resto/rumah/skolah) hehehehe :p

dwi willimann-krisnan said...

atha apa khabar? huaaa.. kangen dah lama nggak ketemuan nih dew. Leah udah mulai skolah skarang, tiap hari.

iya dew.. nanti leah sama atha bikin club "puup di luar" yaa...hueheheh