Saturday, August 23, 2008

konflik perbatasan

Sekarang saya mengerti kenapa orang bisa bunuh-bunuh-an gara gara masalah batas halaman rumah dengan tetangga,
mengerti kenapa Indonesia - Malaysia sempat panas gara gara Sipadan-Ligitan,
kenapa ribut ribut tentang temple di perbatasan Thailand dan Cambodia sampai saat ini belum selesai, ....

... karena saya juga sempat mengalaminya. Melibatkan warga negara asing yaitu Swiss (suami saya) dan Indonesia (saya sendiri) terjadi di Thailand.

Walau sempat memanas selama beberapa hari, dengan "win win solution" dan didasarkan itikad baik serta rasa cinta yang mendalam, akhirnya kita sepakat mengakhiri situasi panas tersebut. Maka ditandatangani "the willimann's bathroom sink agreement", yang isinya setelah di terjemahkan ke bahasa Indonesia antara lain :
  • Bathroom sink di master bedroom dibagi menjadi dua bagian/wilayah dengan pembatas kuning. Masing masing pihak mempunyai wilayah sink-nya masing masing seperti yang telah disepakati dan menjaga agar barang barang pribadinya tidak bertebaran (baik secara disengaja maupun tidak disengaja) di wilayah sebelahnya.
  • Barang barang yang merupakan milik bersama dan digunakan bersama sama (dalam hal ini berupa satu kotak tissu coklat serta satu keranjang plastik berisi kapas pembersih muka, pasta gigi, korek kuping serta gunting) diletakkan tepat ditengah tengah antara wilayah masing masing pihak.
  • Setelah digunakan, masing masing pihak wajib mengembalikan barang barang milik bersama tersebut di tempatnya semula.
  • Fasilitas yang menyangkut hajat hidup kedua belah pihak yang dalam hal ini adalah colokan listrik yang kebetulan berada di wilayah sink pihak Swiss, adalah fasilitas bersama yang digunakan bersama sama. Oleh karenanya sikat gigi elektronik yang merupakan milik bersama serta digunakan bersama sama, diletakan di wilayah sink Swiss.
  • Untuk menjaga hal hal yang tidak diinginkan, masing masing pihak dapat menurunkan petugas keamanan di sekitar daerah perbatasan. Sedangkan di wilayah netral, yaitu diseputaran sikat gigi bersama dan colokan listrik akan dijaga oleh petugas keamanan dari pihak ke tiga yang netral.
  • Masing masing pihak wajib mematuhi isi perjanjian ini.
Dibawah ini adalah foto dari daerah konflik :


daerah konflik terlihat dari kejauhan


situasi di perbatasan, para petugas dari masing masing pihak dalam posisi siap siaga



petugas keamanan dari pihak ke-3 yang sedang berjaga di wilayah netral

8 comments:

Long Ai Tian said...

hahahahahaha bisa aja loe mbak....untung di rumah gue kagak ada daerah konflik...secara gue udah bosen ditinggal2 tugas ke daerah konflik hahahahahaha

astrid savitri said...

Dwi, it is really an amusing post (as always). East meet west have never been easy anyway:)

dwiwoelan said...

walah2..bisa aja deh luuu, hehe..untung gw dapet yang sama 1 suku hihihi..peace ahh..

dwi willimann-krisnan said...

@ novi: hahahah iya nov. gw suka sembarangan taro barang barang, makanya swami gue uka sebel gitu :-P

@ astrid: tul mbak, it's never been easy but kita sllu ketemu jalan tengahnya. win win solution didasari cintahhhhh huekkkk hehehehe

@ dwi:hehehe.. iya wi, kalo sesuku bakal less conflict? peace lagi ahh ;-)

Bubba said...

eh, gue mau donk jadi tentara perdamaiannya...

dwi willimann-krisnan said...

bole... bole tuh Bub. Tapi loe musti mau ngerapkap jadi janitor juga yaa! :-P

Anonymous said...

gilaaa... ada kungfu pandaaaa... hahaha.. lucu mbak =))

Silly said...

hahahahahaha... lucu banget

ada kungfu pandanya, ada polisi perbatasan, hahaha, seru

btw, dikolom ini loe tambahin yg untuk name + url aja dong, gue susah abnget mo koment dari dulu, kalo lagi pas gak log in ke WP (secara itu blog lama), suka gak boleh koment, katanya suruh log in dulu ke WP, nahhhh saya suka rada malas kasuk sana... konflik perbatasn soalnya, hahahaha...

bukan deng, cuma males ajah, itu khan rumah lama... tak berpenghuni, takut hantunya, hehehe :P