Wednesday, February 27, 2008

hanya 50 % ....

Bayi yang 100 % berdarah Indonesia, kebanyakan :
  • memakai kostum lengkap walaupun suhu di luar 34 derajat cel hihihi yang terdiri dari topi, sarung tangan, sarung kaki, pijama panjang plus di bedong ketika bayi
  • melakukan ritual potong rambut sampai licin aka gundul dan akikah-an bagi yang beragama Islam
  • selalu bersih dan wangi dengan baluran minyak telon, lotion, bedak, cologne dan hair lotion walaupun gundul..hehe
  • empat puluh hari pertama bahkan lebih tidak pernah keluar rumah kecuali untuk check up dokter
  • nenek / kakek/ tante/ bibi/ kakak nimbrung dalam proses kelahiran dan ikut serta mengurus si bayi atau paling tidak ikut menyumbang saran ( terkadang memaksakan kehendak, base on pengalaman mereka berpuluh puluh tahun silam hihihi ) bagaimana cara mengurus bayi yang benar
  • ayah si bayi jarang ikut turun tangan dalam mengurus bayi. Paling banter sesekali ikut menimang bayi... itupun saat si bayi dalam keadaan sudah bersih dan wangi
  • bayi perempuan telah mempunyai ear piercing sedini mungkin

Bayi yang 100% berdarah bule, kebanyakan :
  • bila tinggal di derah tropis hanya memakai body fit/celana monyet pendek tanpa topi dan sarung tangan, hanya kaos kaki sesekali
  • nggak ada ritual penggundulan rambut lagi pula kebanyakan bayi bule terlahir gundul :-P
  • hmmm..... tanpa bau sudah bagus lho! Biasanya mereka bau asem keringet bayi. Nggak jarang kuping si bayi terlihat sangat kotor... yellow-ish bahkan dark orange karena jarang dibersihkan ( berdasarkan pengamatan saya di baby playgroup jaman dulu Leonz dan saat ini dengan Leah )
  • seminggu pertama sudah ikut mum-nya belanja groceries
  • biasanya si bayi diurus bersama si ibu dan ayah-nya. sesekali nenek datang menjenguk dan ikut merawat bayi, tetapi tetap nggak mencampuri dan memaksakan kehendak tentang bagaimana mengurus bayi yang benar
  • si ayah lebih terlibat dalam mengurus bayi. Mereka ikut memandikan, mengganti nappy, dan bangun malam menyusui si bayi untuk formula baby
  • WHAT ?!! Are u crazy.....no ear piercing for a baby!!! It's against a human rights. Let her decide when she's ready.

And now... here comes Leonz & Leah "the bustards". 50% berdarah Indonesia dan 50% berdarah bule... maksut-nya :-P, kita terapkan :
  • berpakaian trendy ala orang dewasa tanpa sarung tangan dan topi. Ternyata senang ya mendadani bayi. Terutama bayi perempuan. Oh ya... suami saya geleng geleng kepala waktu saya bilang "Pity, the thong undies are not available yet for Leah's age ".
  • OH ..NO!!! jangan... kita nggak mau membuat bayi kita terlihat jelek. Tau sendiri khan bagaimana rasanya having a bad hair day ?!
  • seratus persen mengikuti cara Indonesiaah!!!! bahkan kami juga memakai produk Indonesia... hidup minyak rambut switzal dan minyak telon Ny. Meneer !!!
  • Leonz sudah ikut saya ke tukang jahit waktu dia baru berusia 2 minggu. Umur 3 minggu mulai join dengan baby playgroup. Dan Leah umur satu minggu sudah main ke taman belakang hotel, umur 2 minggu ke Siam Paragon dan umur 3 minggu naik skytrain dong... hehe
  • hanya saya, suami dan si bayi . NO relatives, please. Buat kami proses kelahiran dan paling nggak 1 minggu pertama adalah saat yang paling pribadi. Saat dimana kita belajar bounding each other sebagai anggota keluarga tanpa campur keluarga besar dan old fashion myths idea dari mama saya tersayang :-P.
  • saya beruntung punya Stefan, swami yang lebih keibuan daripada saya. Tanpa takut memandikan baby Leonz dan baby Leah lengkap dengan after bath massage-nya, tanpa risih mengganti pampers yang penuh dengan pee and poo, tanpa gengsi mau menggendong Leonz dan Leah diantara jam kerja kantor di hotel dan masih ber-jas dan dasi , slalu menyempatkan membaca dongeng sebelum tidur untuk Leonz, etc.. etc ( hey honey, thank you for being such a good daddy for our lil monters! Muuuachhhhh , on behalf of Leonz & Leah :-P )
  • yeah.. kenapa nggak?! kebanyakan kaum wanita ingin memakai anting, ya nggak sih.
Anyway, di bawah adalah foto bayi 50% bule dengan dua orang temannya yang 100% bule. Mereka meng-klaim groupnya sebagai "future charlie's angles" :-) .





Monday, February 25, 2008

cerita tuk-tuk

Walau hampir setahun tinggal di Bangkok tapi saya belum pernah merasakan naik tuk-tuk, sejenis bajaj kalau di Indonesia tapi dalam bentuk lebih terbuka. Karena penasaran hari Sabtu kemarin pulang dari threesome dating ( baca: jalan jalan bertiga ) dengan Stefan dan Leonz maka dengan alasan ' it's for Leonz' saya keukeuh untuk mencoba naik tuk-tuk pulang ke rumah.

Lumayan lama menunggu, akhirnya kita dapat satu tuk-tuk kosong. Pak supir yang bertatto menggangguk angguk setuju dengan harga yang kita tawarkan. Huuppp... naik tuk-tuk istimewa pak supir bertatto duduk di muka..... ( dibaca dengan irama "naik delman istimewa kududuk di muka .. hahaha garingk! ).

Tukk kutuukkkk kutukkk kutukk kutukkkkkkkk tukkkkk tukkkkkk........ suara mesin tuk-tuk berbunyi.

Leonz tampak sangat gembira dan melompat lompat kegirangan dalam tuk-tuk. Stefan terseyum bahagia melihat Leonz, iya.. kita orang tua pasti senang melihat anaknya bahagia. Sedangkan saya tersenyum sendiri." Hurayyy, akhirnya saya merasakan naik tuk-tuk!", sorak senang sesaat dalam hati, tapi kemudian.......

Dua menit pertama berlalu, tuk-tuk kami berhenti di lampu merah pertama
Leonz : mulai duduk anteng karena kepanasan
Stefan : " uhg,... it's hot! Can u imagine without aircon di Bangkok?!"
Saya : "yeah.. it's really hot!! musti mandi nih begitu nyampe rumah".

Lima menit berikutnya, tukk kutuukkkk kutukkk kutukk kutukkkkkkkk full speed dan cietttttttttttttt... tuk-tuk dengan sukses-nya berhenti tepat 5 centimeter dari volvo tua di depan
Leonz : tambah anteng entah karena kepanasan atau deg-deg-an
Saya : " hmmmm.... kok ngebut gini ya honey? safe nggak sih pake tuk-tuk?"
Stefan: " why? It's no accident, anyway. It's happen often during the night when the driver were half drunk already".

Lima menit berikutnya di terjebak sedikit macet di lampu merah ke tiga, si tuk tuk mulai menjalankan aksi zig zag ala angkot di Bandung. Sorong ke kiri..... ciettttttttt rem ngedadak, coba lagi dari kanan.. ciettttttttt ngerem lagi
Leonz : tampak sedikit grogi pegangan erat mommy daddy-nya
Stefan : " we do not have to use tuk-tuk every weekend honey.. right?!"
Saya : skj (senam jantung dan ketakutan ) serta babaca-an.

Empat menit kemudian setelah dengan percaya diri-nya tuk-tuk menyalip dan tiga kali ngepot di depan bus gede serta menyebrangi rel kereta api dengan kecepatan tinggi... akhirnya kita sampai di hotel... hhhhhmmm.... semuanya lega!
Leonz : nggak jelas ekspresi-nya tapi pipi-nya merah kepanasan
Stefan : "Kapunkap...!" ke bapak supir pembalap yang bertatto
Saya : bayar tuk tuk dengan uang recehan pecahan terkecil, bilang terima kasih... dan berjanji dalam hati nggak akan naik tuk-tuk lagi kalau tidak terpaksa.













Thursday, February 21, 2008

menyusui di tempat umum

Saya termasuk ibu menyusui yang beruntung karena dianugrahi dengan susu yang berlimpah, lebih dari cukup untuk anak saya. Benar lho,.. saya sempat berpikir untuk volunteer menyusui para bayi di nursery room. Fully engorgement breast it's painfull, sodara-sodara!!!

Tadinya saya tidak pernah percaya diri menyusui anak di luar rumah. Alasannya buanyaakk.... dan berantai. Pada dasarnya saya orangnya pemalu dan nggak biasa pamer anggota tubuh . Saya nggak mau setengah topples di tempat umum. Karena malu saya jadi grogi dan nggak tenang ssat menyusui. Ketidaktenangan saya biasanya dapat dirasakan oleh Leonz & Leah dan membuat mereka fuzzy dan mulai melalukan aksi teror. Kain penutup untuk menyusui ditarik-tarik sehingga berubah fungsi, dari penutup saat menyusui jadi penutup lantai. Akhirnya saya nggak konsen... dan susu saya splashing ke mana mana termasuk dengan sukses-nya membuat blouse saya basah :-( .

Tadi itu dulu. Sampai pada suatu hari ( inget banget deh, pas Leah umur 2 minggu ), waktu saya menjemput Leonz sekolah. Sambil menunggu di ruang reception, ada ibu-ibu berhidung panjang (baca:bule) yang bawa bayi-nya umur 4 bulanan. Doi duduk di sebelah bapak (juga berhidung panjang) yang sama sama mau menjemput anak. Si bayi mulai nangis... oe..oe... ( di baca dengan irama tangisan bayi). Terus.. si ibu dengan nyante bicara ke kita kita disekitarnya, "ow... my baby it's hungry!". Dan hoop... dengan terampil langsung menyusui bayi-nya tanpa rasa sungkan.

Dari situ saya berpikir hmmmm.. iya juga ya. Kenapa musti grogi. Menyusui adalah suatu kegiatan yang alami antara ibu dan bayi. Bukan sesuatu yang jorok dan porno serta memalukan. Lagi pula si bayi khan butuh makan tanpa mengenal waktu dan tempat. Ok-lah sebagian orang butuh privacy untuk menyusui.... tapi sejak saat itu saya bertekad nggak malu menyusui di mana saja. Anytime.. anywhere :P.

Besoknya sehabis belanja, Leah mulai dengan menunjukan tanda tanda lapar. Tanpa segan saya langsung ke starbuck terdekat duduk di sofa nyaman dan.... eng ing eng....... here I am, having a cup of coffee with half breast out from the blouse and a hungry baby!! Dan.... berhasil!! Saya tenang, tidak peduli kiri kanan, Leah juga ikut tenang dan menyusui dengan sukses.

Bicara tentang menyusui dan breast,.. saya jadi ingat adik saya.
Kita pernah ngobrol tentang breast surgery di Thailand dan dia sedikit kesal sewaktu saya tawarkan breast implant surgery dengan sistem pembayaran yang dapat dicicil. Boleh bayar dua kali dengan jangka waktu terserah mau dibayar kapan saja pembayaran keduanya. Tapi.... operasi-nya juga dua kali. Satu sisi pertama... terus bayar cicilan pertama. Yang sebelahnya nanti lagi,.. kalau sudah punya uang untung cicilan kedua :-P .

Wednesday, February 20, 2008

not "twenty something woman" anymore




















He woke me up this morning
with lots of love and Leonz the happy jumper
30 red roses and little birthday cake.

Yes... today it's my birthday!!
my 30th birthday,
my 7th birthday since I am together with him,
my 3rd birthday since we have Leonz,
and my 1st birthday since Leah arrived.

I am no more "twenty something woman",
but I am looking forward to have many more birthday together with them!

Tuesday, February 19, 2008

dating a hunk

Hey... jangan bilang siapa siapa ya! Tadi siang saya kencan. Bukan dengan swami saya tapi dengan seorang pria jauhhhh lebih muda. Good looking pulak, setengah bule - setengah asia
, rambutnya coklat dan kulitnya tidak terlalu putih. Hmmmm.... such a hot guy ;-).

Kita jalan berdua bergandeng tangan. Naik sky train berdua menuju Siam Paragon. Dia temani saya belanja mingguan, bantu saya mendorong trolly besar walau akhirnya saya juga yang mendorong. Selesai belanja kita sempat ngopi di starbuck, saya minum green tea latte dan dia hanya makan chocolate cake tanpa mau minum. "NO!"... katanya waktu saya tawari minuman.

Selanjutnya "Asia Book". Tadinya saya hanya ingin lihat lihat tanpa bermaksud membeli. Tapi akhirnya dapat satu buku "Sensational Kid's". Sedangkan dia hanya melihat lihat "Thomas The Train Engine".

Sudah hampir jam 4, tapi dia belum mau langsung pulang. Demikian juga saya, mumpung Leah ada yang menjaga di rumah. Akhirnya kita memutuskan ke lantai 3, arena permainan. Saya temani dia jumpalitan bermainan di playground. Nggak terasa hampir jam 5 dan dia terlihat lelah dan lapar. Saya bilang ke dia , "Hey... it's almost five. We have to go.... daddy and Leah waiting at home. We'll have a dinner at 6!".

Iya... Leonz adalah kencan saya siang ini :-P.


Ps : besok malam saya akan kencan. Kencan sebenarnya kali ini... dengan suami saya tercintahhhh ;-).





Monday, February 18, 2008

Mirip Mommy atau Daddy?


Sedih nggak sih, saat berjalan jalan berdua dengan anak sendiri dan tiba tiba di tanya "mamanya mana?" atau " Ini anaknya ?", sementara kita adalah ibunya yang 9 bulan mengandung, 7 bulan mual mual, serta krisis PD karena berat badan melar sebanyak 25 kg. Ini terjadi lumayan sering pada saya dan Leonz. Iya.. iya.... tergantung siy siapa yang tanya. Kalau yang bertanya-nya ganteng dan terlihat single tentu dengan senang hati saya akan menjawab "saya tante-nya.... " ..hehehehe... :P hush!!!

Nah,.. dengan Leah.. saya beruntung. Saham saya lebih banyak dibandingkan Stefan. Fair enough, Leonz ganteng seperti daddy-nya. Iya.. menurut saya daddy-nya ganteng banget. Saya benar benar cinta ( see honey,.. I am writing about you too. I love you!! ). Sedangkan Leah.... cantiiiikkk seperti mommy-nya ( yeah... saya senang memuji diri sendiri hehe ) dan nggak banyak yang bertanya siapa ibunya walaupun orang bodoh tetap aja ada..hihi.


Sunday, February 17, 2008

bule kampung

Sejak kemarin Leonz ingusan. Terkadang ingus-nya lupa di seka, in and out keluar dari hidung dalam bentuk seperti cendol atau menggelembung seperti bubble.

Sorenya Leonz bermain di taman. Panas terik membuat pipi dan rambut-nya semakin merah. Di tambah keringat dan bau kesang.

Ingus Leonz mengalir semakin deras. Sebagian kembali naik ke hidung.... sebagian lainnya tanpa sengaja masuk ke mulut. Walau ingusan, Leonz tampak bahagia. Berlari lari dan bermain di taman.

Lalu saya tersenyum teringat ibu saya. Yang suka bilang "Anak-mu seperti bule kampung kalau sedang ingusan!" :-).




Thursday, February 14, 2008

wearing your baby

Tau nggak apa yang sering dipakai Gwen Stefani dan Brad Pitt belakangan ini? Bayi!! Iya,... mereka lebih memilih menggendong bayi-nya dengan sling dan carrier daripada menggunakan stroller.

Seperti kebiasaan orang dulu menggendong gendong bayi kemana mana. Kebiasaan yang sempat dihindari seiring dengan era moderenisasi yang katanya cara tersebut dapat membuat bayi tidak mandiri. Tapi kemudian riset membuktikan ternyata banyak mamfaatnya bagi ayah , ibu dan si bayi sendiri. Antara lain memberikan rasa aman dan nyaman terhadap si bayi sehingga mereka tumbuh menjadi lebih percaya diri, merangsang kerja integrasi sosial ( SI ) di otak melalui penglihatan serta movement selama berada dalam gendongan.

Waktu Leonz bayi ( sorry Leonz,... mommy blum terlalu berpengalaman waktu itu ) saya kurang suka memakai baby carrier. Alasannya Leonz gendut banget... berat. Lebih praktis pakai stroller.

Leah juga gendut dan berat , tapi saya lebih memilih memakai "kangguru bag" demikian saya menyebutnya. Alasannya banyak banget selain yang di atas tadi, diantaranya :
  • Kita tinggal di Bangkok yang nggak stroller friendly. Troatoarnya berlubang lubang, tidak ada eskalator di BTS yang lumayan bikin saya ngos-ngosan kalau harus mengangkat stroller di tangga.
  • Praktis dan efisien buat shopping dan mengejar ngejar Leonz di taman.
  • Untuk para ibu rumah tangga seperti saya bisa sambil masak dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya .
  • "Kangguru Bag" juga berfungsi sebagai camouflage untuk menutupi bagian depan baju saya yang biasanya penuh dengan noda air susu dan menutupi timbunan lemak di perut saya yang nggak kunjung hilang .
  • Hitung hitung sebagai olah raga angkat beban.... 3-4 jam sehari jalan jalan dengan tambahan 7,5 kg di pundak
Selain keuntungannya ada juga nggak enaknya. Mungkin karena nggak banyak orang memakai baby carrier di Bangkok atau karena Leah yang kerjaannya mengobral senyum ke semua orang. Setiap orang yang berpasan minimal senyum sambil menunjuk atau melambaikan tangan. Bahkan ada yang menghampiri dan berbasa basi. Hmm.... perjalanan jadi lambat.













Friday, February 8, 2008

bayi beranting

Sewaktu kami tinggal di Cina dulu, sering banget orang menanyakan jenis kelamin Leonz yang menurut saya seratus persen terlihat pria. Entah mereka yang hanya berbasi basi atau memang sama sekali tidak dapat membedakan penampilan fisik antara bayi pria dan wanita, yang jelas saya sebal sekali mendengarnya. Ok lah,.. saya ibunya yang mungkin nggak objektif dalam menilai penampilan bayi saya waktu itu. Tapi common.... Leonz memakai jeans dan kemeja cowok berwarna biru.

Leonz adalah anak pertama kami dan sekarang hampir berumur 4 tahun. Kejadian yang sama terulang lagi pada Leah,... anak kedua kami, perempuan yang baru akan berumur 4 bulan tanggal 19 nanti. Hmmm... waktu baru lahir, fresh from the oven Leah lebih terlihat seperti buntelan bermata sipit penuh gumpalan lemak dari pada bayi perempuan. Sampai minggu ke 4 , Leah mulai tampak seperti bayi... laki laki. Saya masih maklum dan belum terlalu sebal saat orang orang menyangka Leah adalah bayi laki laki walaupun Leah selalu dalam pink outfit-nya.

Minggu ke 8, menurut saya lho... Leah semakin tampak wanita..... sedikit saat memakai sackdress berenda renda dengan bando putihnya. Sementara suami saya tetap berpendapat Leah terlihat seperti bayi laki laki. Daripada semakin bingung, saat Leah pas berumur 3 bulan saya bawa untuk monthly check up sekalian membuat ears piercing di rumah sakit.

Ternyata, setelah beranting Leah tidak otomatis terlihat wanita. It takes time i guess. Berikut pendapat saya dan swami dan juga orang orang yang berpapasan di jalan :

3 jam setelah ditindik
saya : " kok masih kliatan cowok ya. mirip preman melawai diantingin"
swami : " hmmm..... I don't know yet honey but she looks different somehow"
org2 : " girl or boy?"

1 minggu setelah ditindik
saya : " Leah cantikkkkkkk. looks like a lady .. cubby one... hihi"
swami : " I know.. i know.... she looks like a gypsy male. They are wearing earing too... !"
org2 : "she or he?"

2 minggu setelah ditindik .... akhirnya
saya : " absolutely a feminim !"
swami : "our baby looks like a little girl now.... "
org2 : " uuiii... nong bling bling.. kaah....!! soo cute... and wearing earing too!



Gimana menurut kamu ?!


Oh ya, ternyata setiap negara berbeda. Di Thailand tempat kami tinggal sekarang, ear piercing tidak lazim dilakukan pada usia bayi. Di Swiss tempat swami saya berasal, ear piercing dilakukan setelah si anak mengerti dan atas kemauan si anak sendiri. Karena saya beranggapan sebagian besar kaum wanita ingin memakai anting, jadi kenapa nggak di tindik dari sekarang. Swami saya nggak keberatan dengan baby ears piercing. "Let's do the nose, tongue, and nipple piercing, honey..... ah ya and also belly button. Leah might want to have one too!!", katanya.